Aku tidak pernah memilih untuk jatuh cinta dengan siapa. Aku bahkan tidak pernah punya rencana mencintai pria dengan kriteria tertentu. yang aku tahu perasaan cinta itu muncul begitu saja dan tiba-tiba ada di sana. Aku tak perneh memilih dengan siapa aku akan jatuh cinta. Aku hanya merasakan perasaan tiba-tiba sering memikirkannya dan cemburu melihat dia bersama dengan orang lain. Itulah yang aku tahu tentang cinta. Aku tak pernah memilih namun aku bisa merasakan betapa indahnya saat pertama kali mencintai. Saat aku belum tahu hatinya untuk siapa, saat aku belum tahu jika perasaanku bertepuk sebelah tangan. Saat aku belum paham akan arti sebuah perpisahan. Semuanya terasa indah hanya dengan melihat bola matanya.
Semuanya mengalir begitu saja dan tidak bisa ditebak. Itulah cinta. Tidak bisa ditebak kapan akan datang dan pergi. Tiba-tiba saja perasaan yang bernama cinta itu datang. Tidak peduli dengan siapa dan bagaimana keadaannya cinta akan berusaha untuk melawannya. Begitu dahsyat kekuatan yang bernama cinta hingga mampu melawan segala rasa sakit dan susah.
Aku pernah berpikir untuk berhenti mencintai karena rasa sakit yang kualami akibat patah hati. Tapi tetap saja hatiku tidak dapat menyembunyikan rasa ketertarikanku pada seseorang. Entahlah hatiku yang mungkin tidak jera dengan rasa sakit yang pernah kualami. Otakku berusaha menolak hadirnya perasaan ini namun hatiku tidak dapat memungkiri adanya perasaan yang berbeda dengan seseorang itu. Sekeras apapun otakku menolak, hatiku terus saja membisikkan namanya. Sedahsyat ini efek dari mencintai yang kadang membuatku heran dengan diriku sendiri. Haruskah kuhentikan atau kuteruskan.
Akhirnya aku memilih diam dan memendam perasaan ini sendiri dan berusaha menutupi darinya. Itulah yang kulakukan saat mencintai. Hanya bisa menatapnya diam-diam dan berharap dia memiliki perasaan yang sama denganku. Ya aku hanya bisa berharap jika suatu hari nanti seseorang itu bisa tahu dan memiliki perasaan yang sama denganku. Namun harapan hanyalah tinggal harapan karena sepertinya dia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Bahkan aku mendengar jika dia sedang dekat dengan orang lain. Betapa sakit dan hancurnya perasaanku ini. Namun aku hanya bisa diam dan bersikap seolah tak peduli dengan kabar yang beredar tersebut. Padahal hatiku begitu terluka dan sekuat hati aku berusaha menahannya seolah tak terjadi apa-apa di depannya. Aku berpura-pura jika aku tidak merasakan luka.
Aku pun berusaha menjauh dan menghindarinya agar perasaan ini bisa hilang secara perlahan. kupikir dengan menghindarinya aku bisa melupakannya dan tidak memikirkannya. Namun kadang takdir itu begitu kejam karena saat aku berusaha melupakan, takdir tersebut seolah ingin mempertemukan. Aku yang berusaha setengah mati menghindarinya dan sekuat tenaga untuk tidak bertemu dengannya eh takdir malah membuatku dekat dengannya.Itulah yang kadang membuatku berpikir, apakah ini ujian atau takdir yang ingin mempermainkan hatiku. itulah yang terjadi saat aku berusaha menjauh dan melupakan. Kadang aku berpikir jika takdir bisa sebercanda itu mempermainkan perasaan manusia sepertiku.
Aku sadar saat seseorang memutuskan untuk mencintai, maka aku harus siap dengan dua keadaan yaitu untuk patah hati atau bahagia karena cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. Namun kalaupun cintaku tidak bertepuk sebelah tangan kebahagiaan itu tidak akan lama. Karena saat aku bersama dengan orang yang kucintai maka yang aku takutkan adalah kehilangan. Begitulah lika liku mencintai seseorang. Tidak mungkin rasa bahagia selalu menghampiri karena terkadang juga ada luka yang terselip di antara indahnya mencintai dan dicintai.
Tapi itulah kehidupan. Aku rasa memang itulah yang disebut hidup. Tak ada yang abadi, semuanya akan berakhir dan berganti. Rasa bahagia, duka, suka, cinta dan airmata akan datang silih berganti mengisi setiap waktu yang kulalui. Karena aku tahu tak ada yang abadi aku pun berani untuk mencintai meskipun aku harus merasakan sakit dan luka yang dalam. Tapi aku yakin luka itu tidak akan bertahan lama di dalam hatiku. takdir pasti akan menuntunnya menuju sedikit rasa bahagia di dalam hati suatu saat nanti. Jadi jangan pernah takut terluka saat mencintai, ingatlah luka itu tidak akan pernah abadi.
Aku sadar saat seseorang memutuskan untuk mencintai, maka aku harus siap dengan dua keadaan yaitu untuk patah hati atau bahagia karena cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. Namun kalaupun cintaku tidak bertepuk sebelah tangan kebahagiaan itu tidak akan lama. Karena saat aku bersama dengan orang yang kucintai maka yang aku takutkan adalah kehilangan. Begitulah lika liku mencintai seseorang. Tidak mungkin rasa bahagia selalu menghampiri karena terkadang juga ada luka yang terselip di antara indahnya mencintai dan dicintai.
Tapi itulah kehidupan. Aku rasa memang itulah yang disebut hidup. Tak ada yang abadi, semuanya akan berakhir dan berganti. Rasa bahagia, duka, suka, cinta dan airmata akan datang silih berganti mengisi setiap waktu yang kulalui. Karena aku tahu tak ada yang abadi aku pun berani untuk mencintai meskipun aku harus merasakan sakit dan luka yang dalam. Tapi aku yakin luka itu tidak akan bertahan lama di dalam hatiku. takdir pasti akan menuntunnya menuju sedikit rasa bahagia di dalam hati suatu saat nanti. Jadi jangan pernah takut terluka saat mencintai, ingatlah luka itu tidak akan pernah abadi.